Alismart Edukasi

Kayu Ulin (Kayu Besi) Tanaman Khas Kalimantan

Kayu Besi adalah salah satu jenis kayu khas dari salah satu pulau di Indonesia yakni pulau Kalimantan. Kayu yang memiliki nilai komersial cukup baik di pasaran ini. Memiliki ciri-ciri berwarna kuning coklat atau ada juga yang berwarna coklat kelabu kehitam-hitaman pada bagian teras di permukaan kayunya. Sedangkan bagian gubalnya berwarna coklat kuning muda. Antara bagian teras dan gubal terlihat batas yang jelas
 
 

kayu besi

 

Sebenarnya, selain di Kalimantan, kayu besi ini juga bisa ditemukan di pulau lain di Indonesia yakni di pulau Sumatera (Sumatera Selatan). Hanya saja, mungkin popularitas pulau Sumatera sebagai penghasil kayu besi masih kalah oleh Kalimantan. Sebab, di Kalimantan memang lebih mudah untuk menemukan kayu ini daripada di Sumatera atau dengan kata lain memang tempatnya kayu besi. Itu sebabnya orang-orang lebih banyak yang mengenal jika kayu besi ini adalah kayu khas dari Kalimantan. 

 

Kayu yang juga dikenal dengan nama kayu ulin ini memiliki tingkat ketahanan sangat baik. Menurut lansiran dephut.go.id, kayu ini tergolong jenis kayu yang memiliki tingkat keawetan kelas 1 dan tingkat kekuatannya juga kelas 1. Itu berarti kayu ini memang benar-benar awet dan kuat.
kayu ulin

Kayu ini tergolong istimewa, kayu besi ini sangat tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan pengaruh air laut. Oleh sebab itu, orang-orang sering menggunakannya dalam pembuatan aneka macam konstruksi berat yang membutuhkan kualitas bahan baku dengan tingkat keawetan dan kekuatan yang sangat baik seperti dalam pembuatan bangunan yang terendam air, dermaga, jembatan, tiang listrik, bantalan rel kereta api dan aneka macam konstruksi berat lainnya.

 

Namun, dalam industri permebelan, kayu besi ini termasuk jenis kayu yang tidak disarankan jika digunakan untuk membuat furniture. Sebab meskipun kayu besi ini bisa digergaji dan dipotong, tetapi dengan tingkat kekerasan kayunya yang sangat keras, akan sangat menyulitkan jika diproses lebih lanjut nantinya. Apalagi jika digunakan untuk membuat furniture yang dikombinasikan dengan ornamen ukir-ukiran, akan lebih menyulitkan lagi dan hasil akhir yang diperoleh tidak akan bisa maksimal. Selain itu, penggunaan kayu besi untuk membuat furnitre juga dapat mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih mahal dari biasanya, sebab mesin atau alat-alat pertukangan mudah aus dan tumpul atau bahkan malah rusak sehingga dibutuhkan ongkos lebih untuk perawatan. 
 
Ulin sebagai salah satu vegetasi asli yang dikenal sebagai kayu besi Kalimantan, saat ini semakin langka. Di Kalimantan Selatan misalnya, diperkirakan populasi ulin yang bertahan tinggal 20 persen. Keberadaan jenis kayu khas Kalimantan yang dikenal sebagai kayu Ulin/Bulian atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri) merupakan kayu terkuat dari habitat aslinya, Pulau Kalimantan. Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropikal basah yang tumbuh secara alami di wilayah sumatra bagian selatan dan kalimantan. Kayu Ulin juga tersebar luas di kawasan Asia Tenggara, seperti Pulau Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan Kepulauan Sulu, Sabah, Serawak dan Pulau Palawan di Filipina diawal tahun 1900-an. Namun kini populasi kayu ulin kian langka dan sulit diperoleh di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) dan terancam punah. Kalaupun ada harganya melambung sangat mahal dan tidak ekonomis lagi untuk setiap keperluan. Hal ini disebabkan oleh eksploitasi secara besar-besaran di masa lalu membuat pohon ini musnah di beberapa negara, dan menjadikannya flora yang dilindungi di tanah air. Perdagangan dan pemanfaatannya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah.


Ulin termasuk jenis pohon besar yang bisa mencapai tinggi 35-50 m dengan panjang batang bebas cabang 5-20 m, dengan diameter 60-80 cm dan bahkan bisa mencapai sampai 120 cm pada saat ini semakin sulit didapatkan di hutan. Pohon ini tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 5-400 m diatas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan khas, agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.

Pohon ulin adalah bahan baku utama untuk membuat rumah bagi warga Kalimantan yang bermukim di daerah rawa dan perairan. Hampir seluruh bagian rumah dibuat dengan kayu ulin bahkan atapnya juga dibuat dari potongan tipis kayu ulin, yang disebut atap sirap. Kayu ulin juga digunakan sebagai bahan bangunan kontruksi jembatan, tiang listrik, papan lantai, bantalan rel, pancang dermaga, saluran air, juga lambung kapal. Keawetannya pun tahan lama, antirayap dan tidak mudah lapuk. Kayu ulin bisa tetap utuh ratusan bahkan ribuan tahun Kalau terpendam di tanah tentu lebih daripada di udara terbuka, karena pengaruh cuaca. Tak heran kalau di Kalimantan banyak ditemukan batang kayu ulin yang terpendam di tanah namun masih utuh sampai sekarang. Meski kuat dan bandel kayu ulin tetap punya kelemahan. Musuh utamanya adalah pasir, misalnya kita membuat tiang pancang di pinggir kali, bagian yang berada di permukaan tanah yang terkena air lama kelamaan akan tergerus air dan pasir.


Karena nilai ekonomisnya begitu tinggi, perburuan dan pembalakan liar terhadapnya sangat masif. Jumlahnya pun kian lama semakin berkurang. Bahkan kini pohon ulin sudah dimasukkan ke dalam status rentan (vulnerable) dalam IUCN Red List of Threatened Species. Fakta lain yang membuat ulin wajib dilindungi adalah pertumbuhannya yang lambat. Pertambahan diameternya tidak lebih dari 1 cm per tahun. Belum lagi bijinya yang besar dan keras. Hewan tidak bisa membantu penyebaran biji, sedangkan cangkangnya yang keras harus dibelah dua untuk bertunas. Tak pelak pohon ulin jadi semakin sulit berkembang biak. Sekarang pohon sudah masuk dalam daftar Conventidm on International Trade in Endangered Species of Flora and Fauna (CITES) sebagai flora yang hampir punah dan tidak bisa diperdagangkan. Untuk urusan komersial, harus dibuktikan bahwa bukan ngambil dari hutan, tapi budidaya.

Taman Nasional Kutai (TNK) adalah kawasan konservasi yang disebut-sebut sebagai “benteng terakhir hutan tropis basah dataran rendah” di Kalimantan Timur. Proses pemulihan ulin secara alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik ke tanah liat berpasir, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan, untuk tumbuh membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm. Saat ini kayu ulin sudah langka, ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan, serta pembalakan hutan liar, eksploitasi dan penebangan kayu yang kurang terkontrol dimasa lalu, serta disebabkan pula oleh adanya kebakaran hutan, membuat populasi pohon ulin menyusut drastis.

Budidaya Pohon Ulin memperbanyak diri dengan buah dan biji. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit, biji ulin yang bentuknya mirip buah cokelat. Rata-rata biji ulin berdiameter 10 sentimeter dengan panjang sekitar 20 sentimeter. Berat tiap biji adalah satu hingga tiga kilogram, biji ulin dapat tumbuh menjadi bibit apabila pangkalnya jatuh menancap di tanah dan dari bagian pangkal yang retak itulah keluar tunas ulin. Ulin bisa tumbuh dengan baik pada tanah berpasir. Meskipun menyukai udara lembab, ulin bisa tumbuh di daerah kering. Pohon yang tak banyak cabangnya ini hingga umur 3 tahun, ulin tak butuh banyak cahaya. Setelah itu, sedikit demi sedikit membutuhkan cahaya sampai penuh. Keberadaan ulin bisa dipertahankan, asal tak ada upaya perusakan oleh masyarakat. Dengan adanya TN Kutai bisa menjadi sumber biji dan bibit untuk perluasan tanaman. Ini berarti, jika hutan ulin di TN Kutai masih utuh, maka besar kemungkinannya untuk menumbuhkan kembali ulin-ulin di daerah lain. Namun jika sebaliknya, musnahlah ulin di Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *